Kelompok 10 PTI OFF B
Desy Kurnia R.( 100533402623)
Firdian Hamzah ( 100533406921)
Kun Hery Susanto ( 100533402599)
VIRUS HEPATITIS B
Hepatitis B adalah suatu
penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu
anggota famili Hepadnavirus dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun
yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker
hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi
epidemi pada sebagian Asia dan Afrika Hepatitis B telah menjadi endemik di
Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Penyebab Hepatitis
ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat
kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform,
arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam
industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin
saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu
racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat
kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak
dapat lagi menetralkan racun-racun lain
Dibandingkan virus
HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan
sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B
tidak nyata.
Hepatitis B kronis
merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus
Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6
bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses
nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai
infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis
eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten
ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B
kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan
histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan
evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan
HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA
serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus.
Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah
kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi.
Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran
histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang
lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal
memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu
pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali
bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif.
Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan
hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan
manajemen anti viral.
Pada umumnya,
gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan
hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan,
kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah
satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak
kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Ada 3 kemungkinan
tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca
periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka
akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan
tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga,
jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka
penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.